Mengenal Peradaban Suku Rejang Lebong yang Tertua di Sumatera

Suku Rejang merupakan penduduk asli kawasan Bengkulu. Suku Rejang adalah salah satu suku bangsa tertua di Sumatera. Suku Rejang mendominasi wilayah Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Bengkulu Utara, dan Kabupaten Lebong. 

Berdasarkan perbendaharaan kata dan dialek yang dimiliki bahasa Rejang, suku bangsa ini dikategorikan Melayu Proto. Melayu Proto merupakan salah satu ras yang terbilang muda dan merupakan pendatang baru yang masuk ke Indonesia.

Suku rejang di Rejang Lebong memiliki peradaban yang tinggi. Sama halnya dengan kehidupan Melayu, suku ini memiliki beberapa persamaan dengan masyarakat di sekitarnya. Lalu apa yang membedakan antara Suku Rejang dengan suku lainnya? Simak berita Rejang Lebong berikut ini!

Peradaban Rejang

Sejarah Bangsa Indonesia memiliki catatan yang panjang, khususnya pada masa penjajahan. Hal ini ternyata memiliki dampak yang besar pada keberadaan suku Rejang lho. Setelah Inggris secara resmi menyerahkan pemerintahan di Bengkulu kepada Belanda pada 6 April 1825, nasib masyarakat Bengkulu dan daerah pesisir tetap menderita di bawah belenggu kolonial. 

Kondisi itu berbeda dengan masyarakat Rejang di daerah pedalaman atau pegunungan yang tidak pernah mengalami penjajahan hingga tahun 1860. Keberuntungan itu dikarenakan letak daerah Rejang yang jauh di pedalaman dan dikelilingi bukit barisan serta hutan rimba yang masih sangat belantara. 

Sebelum Belanda menyambangi Tanah Pat Petulai, peradaban masyarakat Rejang sudah lebih maju dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Hal ini dibuktikan dalam masyarakat Rejang telah memiliki pemerintahan masyarakatnya sendiri yang terdiri dari 5 orang tuwi kutei. 

Kutei merupakan suatu masyarakat hukum adat asli yang berdiri dan geneologis terdiri dari sekurang-kurangnya 10 hingga 15 keluarga atau rumah, sedangkan tuwi kutei merupakan kepala kutei yang dipilih berdasarkan garis keturunan pendiri petulai (kesatuan kekeluargaan masyarakat Rejang yang asli).

Dengan adanya sistem petulai tersebut, menandakan masyarakat Rejang sudah memiliki hukum adat yang dipatuhi oleh pendukungnya. Peradaban yang maju pada masyarakat Rejang juga ditandai bahwa suku Rejang telah memiliki aksara sendiri sebagai alat penyampai informasi, yakni aksara kaganga. 

Hingga saat ini, masyarakat Rejang yang asli masih memiliki peradaban yang menjunjung harga diri. Sering terjadinya kerusakan peradaban dalam masyarakat Rejang karena banyak penduduk di daerah Rejang yang mampu berbahasa Rejang, namun secara silsilah keturunan mereka bukanlah masyarakat Rejang yang asli (garis keturunan bukan patrilineal). 

Hal ini menjadi fenomena yang mencoreng citra suku Rejang. Selain itu, adanya modernisasi juga seringkali memberikan dampak yang besar pada peradaban asli suku Rejang Lebong.

Baca juga: Mengenal Berbagai Jenis Gempa Bumi Sebagai Pengetahuan Dasar Bagi Kita

Bahasa Daerah Rejang

Suku Rejang memiliki perbedaan yang mencolok dalam dialek penuturan Bahasa dibandingkan dengan Melayu yang lain. Dialek Rejang Kepahiang memiliki perbedaan dengan dialek Rejang di Kabupaten Rejang Lebong yang dikenal dengan dialek Rejang Curup, dialek Rejang Bengkulu Utara, dialek Rejang Bengkulu Tengah, dan dialek Rejang yang penduduknya di wilayah kabupaten Lebong. 

Secara kenyataan yang ada, dialek dominan Rejang terdiri tiga macam. Secara umum dialek ini juga terbagi atas wilayah. Dialek tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Dialek Rejang Kepahiang (mencakup wilayah Kabupaten Kepahiang)
  2. Dialek Rejang Curup (mencakup wilayah Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu Tengah, dan Kabupaten Bengkulu Utara)
  3. Dialek Rejang Lebong (mencakup wilayah Kabupaten Lebong dan wilayah Kabupaten Bengkulu Utara yang berdekatan dengan wilayah Kabupaten Lebong)

Dari tiga pengelompokan dialek Rejang tersebut, saat ini Rejang terbagi menjadi Rejang Kepahiang, Rejang Curup, dan Rejang Lebong. Namun, meskipun dialek dari ketiga bahasa Rejang tersebut relatif berbeda, tetapi setiap penutur asli bahasa Rejang dapat memahami perbedaan kosakata pada saat komunikasi berlangsung. 

Karena perbedaan tersebut seperti perbedaan dialek pada bahasa Inggris Amerika, bahasa Inggris Britania, dan bahasa Inggris Australia. Secara filosofis, perbedaan dialek bahasa Rejang terjadi karena faktor geografis, faktor sosial, dan faktor psikologis dari suku Rejang itu sendiri.

Perbedaan Bahasa pada suku Rejang Lebong ini tentu saja tidak membuat masalah. Justru dengan adanya keragaman budaya membuat kekayaan budayanya semakin bertambah.