Sejarah Pulau Padar

Di sebelah Barat Daya Labuan Bajo, terdapat sebuah gugusan pulau yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo yang sering dikunjungi saat trip Labuan Bajo. Di antara gugusan pulau tersebut, terdapat 3 pulau terbesar, yaitu Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar. Ketiga pulau ini sangat menonjol karena ukurannya yang jauh lebih besar daripada pulau-pulau lainnya dan juga landskap alamnya yang sangat memukau. Nah, Pulau Padar menjadi pulau terkecil dari Pulau Rinca dan Pulau Komodo. Ngomongin soal Pulau Padar, ada sejarah menarik loh. Kira-kira hal menarik apa yang ada kaitanya dengan sejarah Pulau Padar? 

Sejarah Pulau Padar

Bersumber dari salah satu tour guide Pulau Padar, konon dahulu pulau ini dihuni oleh hewan purbakala Komodo yang mana orang lokal Labuan Bajo menyebut hewan ini dengan Ora. Tour guide yang memang warga asli Labuan Bajo tersebut mengatakan bahwa Pulau Padar ini bukan hunian yang disukai oleh Komodo.

Penyebabnya adalah karena Pulau Padar tidak memiliki sumber makanan bagi hewan reptil purba ini. Karena kekurangan pangan, lambat laun populasi Komodo di pulau ini berkurang. Tak heran jika saat ini Komodo sulit sekali dijumpai di pulau ini. 

Akan tetapi jika ditelusuri dan dikonfirmasi langsung dari pihak pengelola kawasan Taman Nasional Komodo, sebenarnya masih ada sejumlah Komodo di pulau ini. Hanya saja jumlahnya tak banyak.

Komodo yang menghuni Pulau Padar ini terhitung hanya 3 ekor saja. Ketiga Komodo ini berasal dari Pulau Rinca yang memang lokasinya tak begitu jauh dari Pulau Padar. Komodo-Komodo ini berpindah dari Pulau Rinca menuju Pulau Padar dengan cara berenang menyeberangi selat yang memisahkan dua pulau ini. 

Komodo memang terkenal sebagai spesies yang pandai berenang dan menyelam. Bahkan kemampuan menyelam seekor Komodo sangat fantastis. Bisa menyelam dengan kedalaman 5 meter. Selain berenang dan menyelam, Komodo juga sangat jago memanjat pohon, jadi jika sedang dikejar oleh Komodo, sangat tidak disarankan untuk memanjat pohon karena Komodo akan jauh lebih cepat dan lincah ketika memanjat. 

Populasi Komodo di Pulau Padar

Populasi Komodo di Pulau Padar sangat berbanding terbalik dengan populasi Komodo di pulau-pulau lain yang ada di kawasan Taman Nasional Komodo. Di Pulau Komodo sendiri, misalnya, populasinya mencapai 1.700 ekor, sedang populasi Komodo di Pulau Rinca ada sekitar 1.300 ekor. Dan di masing-masing pulau lainnya, populasi Komodo rata-rata 100 ekor. 

Diperkirakan ada lebih dari 2.000 ekor Komodo yang menghuni pulau-pulau lain di luar kawasan Taman Nasional Komodo, lebih tepatnya di pulau-pulau di Flores. Mereka dibiarkan hidup liar dengan tujuan agar tetap lestari. 

Bukan rahasia lagi bahwa spesies repti purba pemakan bangkai ini sangat rawan punah. Bahkan spesies ini telah masuk dalam daftar spesies rentan punah yang dicatat oleh International Union for Conversation of Nature atau disingkat IUCN. Itulah mengapa Pemerintah Indonesia memasukan Komodo sebagai hewan yang dilindungi. 

Baca juga: Mengenal Jenis dan Struktur Lapisan Perkerasan Jalan

Seputar Pulau Padar

Pulau Padar sebenarnya adalah salah satu habitat asli Komodo. Sayangnya hanya sedikit sekali jumlah Komodo yang mendiami pulau ini. Sebaliknya, ada banyak sekali wisatawan yang hampir setiap hari dijumpai di sini. 

Pulau Padar menjadi salah satu destinasi terfavorit di Labuan Bajo sejak dibukanya Labuan Bajo sebagai kawasan pariwisata Indonesia. Dari Labuan Bajo, dibutuhkan waktu tempuh sekitar 3 jam untuk dapat tiba di pulau tak berpenghuni ini. 

Wisatawan memiliki 3 pilihan transportasi yang bersedia mengantarkan mereka ke pulau ini. Para wisatawan dapat menyewa yacht, kapal pinisi, atau speedboat untuk dapat sampai di pulau yang sangat eksotis ini. Harga sewa ketiga moda transportasi laut ini tak usah ditanya. Pastinya mahal. 

Topografi Pulau Padar ini sangat terjal. Sengatan panas dari sinar matahari juga perlu diantisipasi oleh Anda yang berminat ke sini. Pastikan Anda memakai pakaian dan aksesoris pakaian yang dapat melindungi tubuh Anda dari sengatan langsung sinar matahari. 

 Selama musim kemarau, pulau terlihat gersang dan tampak banyak bukit bebatuan, sehingga jika dilihat dari kejauhan, bukit-bukit bebatuan ini akan didominasi oleh warna abu dan cokelat. Sangat eksotis dan kontras dengan pemandangan biru air teluk yang barada di tengah gugusan bukit batu yang melingkar ini. 

Sebaliknya, saat musim hujan, bukit-bukit batu ini tampak kehijauan nan segar akibat ada banyak vegetasi yang tumbuh. Bahkan biasanya akan timbul gradasi warna hijau di awal musim hujan. Pastinya sangat cantik jika dilihat dari kejauhan. 

Untuk memudahkan para wisatawan, pengelola Taman Nasional Komodo telah membangun ribuan anak tangga dari kaki bukit hingga puncak bukit. Kemudian, dari puncak bukit, wisatawan dapat menyaksikan surga dunia yang berupa teluk biru yang tampak dikelilingi oleh gugusan bukit. Akan tampak juga kapal-kapal pinisi, yacth, dan speedboat, serta kapal nelayan yang tampak kecil sedang bersandar atau bahkan ada yang sedang melaju menuju dermaga pulau ini. Sungguh indah.